Foto suasana korban bencana banten dan juga lampung |
PANDANGAN ALAMI - Terdapat gelombang yang cukup tinggi menerjang wilayah Banten dan juga Lampung. Gelombang pasang surut laut tersebut mencapai lebih dari 5m. Di akibatkan dari gelombang tersebut sejumlah bangunan dan kendaraan setempat mengalami kerusakan.
Menurut kepala pusat BANDAR TOGEL ONLINE data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho yang kemungkinan dampak bergelombang tinggi yang pada akhirnya juga di nyatakan sebagai tsunami tersebut akan terus bertambah.
Data sementara pada tanggal 23 kemarin tepatnya pukul 04.40 WIB tercatat adanya 20 orang yang meninggal dunia dan 165 luka-luka, terdapat juga 2 orang yang hilang dan puluhan bangunan rusak.
Data korban tersebut AGEN TOGEL ONLINE kemungkinan masih akan terus bertambah dan mengingat sebelum semua daerah terdampak di data," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu pagi.
Berikut ini kami merangkum beberapa fakta mengenai tsunami yang terjadi pada kawasan Selat Sunda dari halaman lainnya.
Tadinya itu sempat di nyatakan hanya akan terjadi gelombang tinggi saja
Akan tetapi gelombang tersebut di nyatakan oleh BMKG merupakan gelombang tsunami. BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah ia mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsuanami tersebut yaitu pukul 21.27 WIB.
Hasil pengamatan menunjukkan arus tinggi SITUS TOGEL ONLINE gelombang masing-masing 0.9 meter di serang pada jam 9.27pm WIB lebih kurang 0,36m di banten pada pukul 21.35 WIB dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.
Akan tetapi BNPB menyebut gelombang yang tinggi tersebut bukanlah tsunami.
Mesti BMKG juga yang menyebut fenomena tersebut sebagai tsunami, BNPB dalam siaran persnya menyebutkan hal tersebut bukan tsunami yang hanya gelombang tinggi.
"Gelombang naik cukup besar dan juga bersamaan PAITO TOGEL ONLINE dengan kencang. Fenomena ini juga di sebabkan oleh adanya gelombang pasang. Apalagi saat itu sedang bulan purnama yang sehingga menyebabkan permukaan air laut naik," Katanya dari kepala pusat data informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Pernyataan BNPB di dasarkan pada laporan BMKG bahwa tak ada gempa besar yang dapat membangkitkan tsunami di mana baik gempa di sekitar Selat Sunda maupun di Samudera Hindia.
Penyebab akan terjadinya gelombang tinggi masih di selidiki
Jadi menurut kepala pusat data informasi dan Humas BNPB di mana Sutopo Purwo Nugroho fenomena gelombang pasang ini juga tak ada hubungannya dengan erupsi gunung anak krakatau.
"Sejak pagi itu memang terjadi erupsi akan tetapi erupsi kecil yang tak menimbulkan pengaruh kenaikan gelombang air laut," kata sutopo.
Mempunyai kesamaan dengan tsunami di Palu dan juga Donggala
Kepala BMKG dari Dwikorita Karnawati itu mengatakan dalam konferensi pers pada hari minggu tepatnya pada dini hari bahwa berdasarkan ciri gelombangnya itu tsunami terjadi kali ini karena mirip dengan yang di palu, sulsel yang lalu.
Periode gelombang tersebut masih di katakan pendek. Jadi menurut BMKG di sini ada gelombang yang menerjang bisa jadi lebih tinggi dari data yang terdata sebab ada beberapa wilayah di sekitar selat sunda yang punya morfologi teluk seperti di Palu.
Dugaan itu di picu oleh aktivitas dari gunung krakatau
Jadi ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko di mana melakukan kaji cepat mengenai gelombang tinggi alias tsunami kecil ini.
Widjo menduga ada indikasi tsunami dengan ketinggian tertinggi 0,9 meter tersebut juga di sebabkan oleh erupsi gunung anak krakatau yang pada sabtu bererupsi hingga 4x, yang terakhir pada pukul 21.03 WIB.
"Kemungkinan juga besar terjadi flank failure/collapse akibat aktivitas anak krakatau petang ini dan akhirnya juga menimbulkan tsunami," jelasnya.
Jika ini memang benar hal itu sebabnya, maka fenomena ini masih bisa terulang.
"Aktivitas dari anak krakatau belum selesai dan flank / collapse yang terjadi bisa memicu ketidakstabilan berikutnya," jelasnya ketika di hubungi media lainnya pada dini hari.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di mana wawan irawan yang di hubungi media mengatakan bahwa anak krakatau tersebut memang mengalami erupsi pada sabtu pukul 18.43 WIB, terpantau dari pos pengamatan Gunung Api Pasauran.
Meskipun demikian dia juga beranggapan bahwa erupsi tersebut hanyalah erupsi anak krakatau terlalu kecil untuk menimbulkan gelombang yang cukup besar.
"Tadinya itu saya pikir gelombangnya tinggi lebih di karenakan pasang laut saja, karena kalau gelombang yang tinggi karena letusan itu gunung api perlu letusan yang sangat besar atau karena longsoran tubuh gunung api," jelasnya.
No comments:
Post a Comment